Makam Nyai Kenti |
Dusun Bongoskenti berada di wilayah Kelurahan Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pedukuhan Bongoskenti ini merupakan gabungan dusun terdiri dari : Dusun Bongoskenti, Dusun Sanden, Dusun Pucanganom.
Konon cikal bakal pedukuhan Bongoskenti berasal dari nama Kyai Kenti, Kyai Sandi cikal bakal dusun Sanden, Kyai Pucang cikal bakal dusun Pucanganom.
Sejarah Pedukuhan Bongoskenti dan Sanden
Makam Kyai Kenti berada di pedukuhan No. 16 Bongoskenti.
Makam Kyai Sandi juga berada di pedukuhan No. 16 Bongoskenti
Sedangkan makam Kyai Pucang berada di pedukuhan no. 14 Pucanganom.
Kyai Sandi
Kyai Sandi merupakan keturunan dari Kyai Lemah Telasih yang bermukim di Panggang, Gunung Kidul. Tidak jelas, siapa sesungguhnya Kyai Lemah Telasih tersebut. Namun ada dugaan yang menyatakan bahwa dia adalah salah satu keturunan Prabu Brawijaya.
Suatu ketika Kyai Lemah Telasih meminta kepada Kyai Sandi dan istrinya agar meninggalkan bumi Lemah Telasih di Panggang untuk mencari atau membuka pemukiman baru yang dapat memberikan kesejahteraan bagi hidupnya dan keturunannya kelak. Kyai Sandi dan istrinya setuju.
Kyai Sandi kemudian melepaskan anak panah. Anak panah jatuh di dekat Parangtritis. Tempat jatuhnya anak panah tersebut kemudian dinamakan Dusun Soge Sanden. Di situlah Kyai Sandi mula-mula bermukim. Ternyata Soge Sanden sering dilanda banjir. Untuk itu Kyai Sandi dan istrinya berpindah pemukiman ke sisi selatan Dusun Mangir. Tempat itulah yang kemudian dinamakan Dusun Sanden.
Versi lain menyebutkan bahwa pasca Geger Kartasura (Geger Pecinan) ada tiga orang yang berkelana. Tiga orang tersebut bernama Kyai Cobau, Kyai Pucang, dan Kyai Codrono (Secodrono). Dua orang pertama (Kyai Cobau dan Kyai Pucang) ini mencari ayahnya yang pergi dari Kartasura. Sedangkan Kyai Codrono merupakan abdi (pamomong) dari keduanya. Mereka mencari orang tuanya yang pergi dari Kartasura dengan cara menyamar. Oleh karena itu orang tua mereka itu kemudian dikenal dengan nama Kyai Sandi. Artinya, nama sesungguhnya dari tokoh ini sejak kepergiannya memang di-sandi-kan (disamarkan).
Berawal dari kisah itulah maka dusun tempat Kyai Sandi tinggal dan meninggal kemudian dinamakan Dusun Sanden. Dalam perkembangannya nama Sanden tidak saja digunakan untuk nama dusun, namun juga nama nama kecamatan di wilayah Kabupaten Bantul.
tembi/koran merapi
ReplyDeleteBung Candra Aditama, kalau ambil data orang lain mohon cantumkan sumbernya sesuai tata etika penulisan. Apalagi anda membuat blog Sejarah Bantul. Gimana ini ?
ReplyDeleteARTIKEL YG HANYA COPAS DARI TEMBI.NET/TEMBI.ORG
ReplyDelete